Langsung ke konten utama

KKN Kebangsaan dan Wajah Ganas Mahasiswa


               kuliah kerja Nyata (KKN) Kebangsaan merupakan program yang selalu dilakukan mahasiswa sebagai perwujudan dari pengabdian terhadap masyarakat. KKN adalah momen untuk mengejar cita-cita luhur yakni mewujudkan masyarakat adil makmur.

Saat ini, dikenal berbagai jenis KKN yang sering digunakan oleh pihak kampus. Salah satu yang paling banyak menyita perhatian publik adalah KKN Kebangsaan. Berbeda dengan KKN umumnya (reguler), KKN Kebangsaan terdiri dari mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Maka konektifitas dan komunikasi antar mahasiswa tentu saja akan semakin intens dilakukan.

KKN Kebangsaan sekarang diselenggarakan oleh Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) di provinsi Kepulauan Riau dengan tema pengembangan ekowisata bahari pulau terdepan, tertinggal dan terisolir provinsi kepulauan riau berbasis masyarakat sebagai strategi menjaga kedaulatan NKRI.

Fokus dari KKN kebangsaan dari tahun-ketahun sekiranya sangat jelas yakni menjaga kedaulatan NKRI. “menjaga kedaulatan seperti apa ? Seperti menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air khususnya daerah perbatasan yang bersentuhan langsung dengan negara lain. Disinilah sekiranya mahasiswa bisa beperan” ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Ade Supendi SE.M.AP.

Menjadikan mahasiswa sebagai agen penyatuan negara bukanlah hal yang mudah. Mahasiswa memang selalu identik sebagai orang-orang terdidik di negara ini. Namun, disisi yang lain mahasiswa juga selalu identik dengan sifat aktifisnya yang selalu kritis dan melawan segala hal yang dinilainya menindas manusia. Tak hanya itu, saat ini mahasiswa bahkan identik dengan demo-demo anarkis yang terjadi sejauh ini.

Hal yang menjadi permasalahan adalah bagaimana jadinya apabila masyarakat perbatasan juga berpandangan demikian ?. Bagaimana jadinya apabila masyarakat bahkan menemukan sifat mahasiswa yang tidak sesuai dengan kebiasaan mereka ?. Maka sangat dimungkinkan nantinya ada pergolakan yang berakibat fatal. Gerakan untuk memisahkan diri dari Indonesia malah berpotensi besar akan terjadi.

Daerah perbatasan merupakan tempat hidup masyarakat Indonesia yang harus bersih dari segala macam ancaman. Ruang publik masyarakat di daerah perbatasan harus diperlakukan secara baik demi mewujudkan tujuan bersama.

Oleh karna itu, mahasiswa yang terpilih sebagai peserta KKN kebangsaan seharusnya selalu sadar akan setiap tindakannya. Segala kesalahan-kesalahan bagaimanapun itu harus dihindari, sekecil apapun kesalahan itu. Alangkah lebih baiknya apabila mahasiswa dapat bekerjasama dengan baik bersama masyarakat dan pemerintah setempat tanpa menimbulkan stigma buruk terhadap bangsa.

Dengan demikian, wajah ganas mahasiswa yang selama ini terlihat oleh masyarakat perlahan akan pudar. Mahasiswa memang kritis. Namun sifat kritis ini tentu saja harus diatur berdasarkan etika yang berlaku. Salam KKN Kebangsaan. NKRI Harga Mati!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Penolakanmu dulu

Malam ini, malam yang begitu dingin, angin bertiup lembut, namun bau matahari masih begitu akrab pada jendela kamar. Melupakan kekecewaan pada secangkir kopi yang malah dirayakan semut. Tepat disamping gelas terdapat satu bungkus rokok lengkap dengan korek api kayu yang biasa kugunakan. Laptop dan buku-buku belum sedikitpun kusentuh padahal niatan awalku ialah membuat suatu artikel untuk kukirimkan ke media masa. Dari dalam, tampak didepan kost jalan masih basah dengan genangan air yang menyerbu langit sore tadi. Ntah karna cuaca yang sejuk atau apa, tiba-tiba lamunanku berubah menjadi melankolis. Pikiran itu menyerang dan menusuk hati hingga membuatku menarik nafas panjang dan memejamkan mata. Wajah itu.. dengan jilbab yang menutupi rambut, mata yang tajam, kedua pipinya penuh, yang jika dipandang dari dekat maka akan tampak sosok gabungan antara Dian Sastro dan Nabilah jkt48 (oke sipp, ini lebayy). Aku masih ingat, disebuah acara OPAK, Tuhan berhasil mempertemukanku d...

Pesantren Bukan Sarang Teroris

Dicetak di koran Republika edisi 21-januari-2016 : Indonesia kembali berhadapan dengan aksi teror bom di Jalan Thamrin. Berbagai macam persepsi bermunculan, salah satunya stigma bahwa pesantren sarang teroris karena pelaku teror salah satu "alumni" pesantren. Tentu, stigma ini hanyalah berita suram yang tanpa didasari kenyataan. Kalaupun pelaku teror itu pernah nyantri, sudah pasti bukan pesantren yang menjadikannya demikian. Sebab, pesantren tak pernah mengajarkan kurikulum yang berlawanan dengan negara. Pendidikan pesantren tak jauh berbeda dengan sekolah umum, yakni untuk mencerdaskan bangsa. Bahkan, pesantren memiliki kelebihan serta ciri khas tersendiri dari aspek keilmuan maupun perilaku individu dan sosialnya. Pertama, setiap santri selalu diarahkan untuk tidak mahir dalam wilayah pikiran semata, tapi agar mendapat ilmu yang berkah. Keberkahan inilah yang menjadi ciri utama etos keilmuan pesantren. Suatu kemustahilan bila pelaku teror dengan segala kejahatan dan peni...

Kesimpulanku

Kata ini bukan sebuah puisi Bukan prosa Bukan pula kata-kata indah yang menyentuh hati Kata ini hanya perwakilan rasa Tentang bagaimana indahnya mencinta Tetapi... Telah kukerahkan seluruh waktuku Keperas seluruh isi kepalaku Namun tak dapat kutemui kata yang mewakili Kesimpulanku.... Cinta tak dapat dinodai oleh kata.. Itu, dari sisi kata Dari sisi individu  aku bukanlah siapa-siapa Aku tak dapat seperti Rumi, Gibran dan Milan Kundera Tetapi kesimpulanku... Apalah artinya semua itu  jika garis senyum saja sudah begitu puitis bagiku.. dibacakan di Aula Insan Cita (AIC) 01-10-2015