Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Masih Tentang Ruang dan Tuhan yang Sebenarnya

Beberapa teman minggu ini seringkali menghubungi saya terkait tulisan saya tentang Ruang yang menurut saya adalah Tuhan yang sebenarnya. Teman-teman saya tersebut, seolah menuntut dan menanti jawaban saya perihal tulisan tersebut. Mungkin emosi teman-teman sudah campur aduk tak karuan, karena sudah lama menunggu jawaban kepastian dari saya sampai lumut tumbuh di dinding waktu.  Kepedean  saya bukan tanpa alasan sebab tulisan saya tersebut, beberapa kali menjadi obrolan hangat di qureta melalui tanggapan-tanggapan yang baik dari teman-teman penulis. Melihat semua tanggapan teman-teman, jujur saja perasaan saya pun bercampur aduk; antara senang dan gelisah. Senang sebab artinya tulisan saya dibaca, dipahami dan ditanggapi. Saya berada di level tertinggi kebahagiaan ketika saya melihat ternyata masih ada kawan-kawan yang rela menghabiskan waktu dan tenaganya untuk membela saya. Apalagi ketika abang Ramdhany dalam Subjudul tulisannya secara jelas menuliskan “tanggapan atas problem

Sekali Lagi Tentang Ruang dan Tuhan yang Sebenarnya

“Ruang adalah Tuhan yang Sebenarnya”   merupakan tulisan pertama saya di Qureta. sebuah tulisan yang sebenarnya merupakan hasil perenungan kawan-kawan diskusi saya di PIUSH. Entah apa yang menarik dari tulisan tersebut, saya tidak mengerti. Namun yang patut disyukuri dengan segelas kopi ialah fakta bahwa tulisan tersebut dibaca, dipahami, hingga kemudian ditanggapi dengan baik. Saya ucapkan terimakasih. Terlebih dahulu saya memohon kepada Tuhan yang Maha Entah (YME) agar diberi petunjuk sehingga usaha ini setidaknya dapat menjadi jawaban atas kekurangan-kekurangan pada tulisan sebelumnya. Semoga Tuhan yang menjadi inti “permasalahan” kita ini memberi taufik serta hidayahnya kepada kita semua. Sekiranya telah tertera sebelumnya bahwa, Ruang yang saya maksud bukanlah ruang pada pengertian umumnya seperti ruang makan, ruang tamu, kamar dll. Namun, Ruang yang saya sebut sebagai Ruang Kosong itu adalah ruang sebagai Genus   (جنس)  diantara segala hal. Ruang yang mewadahi materi da

Ruang adalah Tuhan yang Sebenarnya

Kebanyakan manusia umumnya memahami dan mengenal Tuhan sebagai sosok. Sosok yang dapat mengatur kehidupan. Sosok yang memiliki kekuatan melebihi dari apa dan siapapun. Dengan kehendaknya, apa yang mustahil, bahkan tidak terpikirkan sekalipun oleh manusia, dapat terjadi dengan hanya menyebut   “kun” . Dari sudut pandang psikologi agama, hal demikian bukanlah permasalahan substansial yang berarti. Mengingat corak pikir manusia memang demikian adanya. Namun dari sudut pandang itu pula kita mengetahui bahwa seiring pertumbuhan usia manusia menjadi lebih dewasa, dalam pencariannya manusia mulai akan kembali mempertanyakan sistem kebertuhanan yang selama ini dijalani. Di sinilah kebanyakan manusia menemukan pengenalan dan pemahamannya akan Tuhan. Dari yang sebelumnya selalu menggambarkan Tuhan sebagai wujud sosok yang berkekuatan dahsyat, menjadi lebih rasional sesuai dengan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Sekiranya, ada banyak jalan untuk mengenal Tuhan seperti jalan Fiqih, Ta