Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Curhat Terbuka untuk Rektor UIN Jakarta

Dimuat di Mahasiswabicara.com  : Dear pak Rektor UIN Jakarta, Prof Dede Rosyada Assalamualaikum pak.. Gimana kabarnya? Semoga bapak selalu dalam kondisi sehat wal afiat. Sebelumnya perkenankan saya untuk terlebih dahulu mengenalkan diri. Saya Dedy Ibmar pak, mahasiswa Aqidah Filsafat UIN Syarif Hidayatullah yang bapak komandoi itu. Sekadar bapak cuktau (cukup tau) saya ini mahasiswa pengagum setia bapak. Bukan tanpa sebab pak, saya melihat dalam diri bapak tercermin nilai-nilai filosofis serta idealisme yang tinggi dibanding rektor-rektor lain seantero nusantara. Pertama begini pak, saya kira bapak adalah salah satu Rektor penganut eksistensialisme Sartre. Di saat rektor-rektor sebelum bapak seperti Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat dianggap sebagai cendikiwan muslim yang tulisan-tulisannya tersebar keberbagai media cetak, bapak memilih untuk berbeda dari mereka. Saya tahu bahwa bapak bukannya tidak bisa menulis atau berceramah dilayar-layar TV, melainkan bapak

Berlaku Adil Terhadap Pengikut Gahatar

Dimuat di RMOL.CO : RICA Trihandayani mungkin bukan siapa-siapa. Ia hanya seorang dokter yang menetap di Jogyakarta bersama suami dan anaknya. Nama dokter tersebut akhir-akhir ini berhasil menyita ruang publik karna hilang secara misterius bersama seorang balitanya. Menghilangnya dokter ini disinyalir karna keinginannya bergabung dengan organisasi gerakan fajar nusantara (GAFATAR). Gafatar merupakan perpanjangan dari sekte Al-Qiyadah al Islamiyah, Komunitas Millah Abraham (Komar), pimpinan nabi palsu Ahmad Mushaddeq. Hingga saat ini heboh soal Gafatar belum berlalu. Segala hal soal ormas ini jadi pembicaraan di kalangan pejabat. Dari mulai Istana, penegak hukum, sampai MUI. Mereka sepakat bahwa Gafatar adalah aliran sesat dan mengimbau masyarakat untuk menjauhinya. Bukan salah Dr Rica semata bahwa dia akhirnya memilih bergabung dengan Gafatar. Faktor lingkungan juga berperan dalam membentuk pemahaman Rica terhadap suatu agama. Jangan lupa pula bahwa masyarakat, negara, hingga ulam

Pesantren Bukan Sarang Teroris

Dicetak di koran Republika edisi 21-januari-2016 : Indonesia kembali berhadapan dengan aksi teror bom di Jalan Thamrin. Berbagai macam persepsi bermunculan, salah satunya stigma bahwa pesantren sarang teroris karena pelaku teror salah satu "alumni" pesantren. Tentu, stigma ini hanyalah berita suram yang tanpa didasari kenyataan. Kalaupun pelaku teror itu pernah nyantri, sudah pasti bukan pesantren yang menjadikannya demikian. Sebab, pesantren tak pernah mengajarkan kurikulum yang berlawanan dengan negara. Pendidikan pesantren tak jauh berbeda dengan sekolah umum, yakni untuk mencerdaskan bangsa. Bahkan, pesantren memiliki kelebihan serta ciri khas tersendiri dari aspek keilmuan maupun perilaku individu dan sosialnya. Pertama, setiap santri selalu diarahkan untuk tidak mahir dalam wilayah pikiran semata, tapi agar mendapat ilmu yang berkah. Keberkahan inilah yang menjadi ciri utama etos keilmuan pesantren. Suatu kemustahilan bila pelaku teror dengan segala kejahatan dan peni

Tangkal ISIS Perkuat Pemahaman Agama

Dimuat di lintas7.com  : Baru-baru ini, Indonesia kembali berduka akibat serangan bom yang dilancarkan oleh Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) di Jalan Thamrin Jakarta. Seperti yang sudah-sudah bom rakitan teroris tersebut kembali menelan korban nyawa. Kejadian ini merupakan tamparan keras bagi Pemerintah karna untuk kesekian kalinya Indonesia kembali jatuh kelubang yang sama. Miris tentunya, sebab masyarakat kembali menjadi korban kejahatan dari kelompok bernama ISIS tersebut. Bagi ISIS tentu saja hal ini merupakan suatu kemenangan telak yang selalu akan dikenang sepanjang masa. Maka dari itu kejadian ini membuat kita kembali harus berpikir keras mengapa gerakan ISIS begitu mudah merasuk di Indonesia. Dapat dipastikan, bahwa Indonesia merupakan salah satu sasaran empuk gerakan ISIS. Bagaimana tidak, bangsa yang sudah berusia senja ini merupakan negara penduduk muslim terbesar yang tingkat pemahaman keagamaannya masih sangat minim. Baca selengkapnya di sini... http://

Indonesia Butuh Gubernur-Gubernur Visioner

Dimuat di Palapanews.com  : SETELAH  pemilihan serentak 9 desember lalu, desas desus politik ternyata belumlah berakhir. Politik masih tampak panas di awal tahun ini. Hal ini tentu memperlihat bahwa persoalan politik memang merupakan hal panas sekaligus menggiurkan bagi masyarakat Indonesia. Buktinya, meski terbilang masih sangat jauh, desas desus calon gubernur diberbagai daerah sudah mulai bermunculan ke permukaan. Seperti di daerah ibu kota Jakarta. Saat ini media-media nasional telah mulai memberitakan nama-nama tentang siapa yang pantas memimpin kota multikultural tersebut. Sejauh ini telah muncul beberapa nama yang akan berkompetisi di Pilgub DKI 2017  yakn calon incumbent Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, Adhyaksa Dault, Ridwan Kamil dan Risma. Di daerah Banten juga telah muncul empat nama Bakal calon seperti Dahnil Anzar, Muhamad Mardiono, Lili Romli, dan Tb Ace Hasan Sadzily. Usulan tersebut didasari atas latar belakang masing-masingnya yang dianggap layak untuk masuk

Indonesia Butuh Visi Baru Tentang Pelestarian Hutan

Dimuat di RMOL.CO  : SALAH satu sahabat terbaik bagi manusia adalah Pohon. Keberadaan pohon dapat mengurangi kadar karbon dioksida dan melahirkan oksigen di muka bumi. Tidak hanya itu, pohon juga dapat mencegah terjadinya banjir karena air hujan akan terserap ke dalam tanah. Sederhananya, pohon aalah sumber utama kelangsungan hidup bagi makhluk hidup. Berbagai upaya untuk menghidupkan pohon-pohon pun sudah dilakukan. Sebut saja dengan penanaman kembali pohon di hutan, gerakan-gerakan penghijauan dan lain-lain. Sayangnya, penanaman kembali itu tidak selalu diiringi dengan pelestariannya. Padahal penting bagi kita untuk terus memantau perkembangan pohon yang kita tanam. Baca selengkapnya di sini... http://www.rmol.co/read/2016/01/10/231258/Indonesia-Butuh-Visi-Baru-Tentang-Pelestarian-Hutan-

Bola Panas Reshuffle Kabinet 2016

Dimuat di palapanews.com : TIADA  hari tanpa isu panas di media sosial. Tahun 2015 adalah bukti nyata bahwa intensitas politik hingar-bingar di bumi Indonesia terlalu tinggi dan pekat. Sehingga, Indonesia tak sempat lagi memikirkan hal-hal yang lebih substansial kecuali kegaduhan politik dalam Negri. Lalu, bagaimana di tahun 2016 ini? Melihat berbagai macam isu serta fenomena-fenomena yang terjadi belakangan, mustahil sekiranya menjawab bahwa Indonesia baik-baik saja atau Indonesia akan tentram dan damai di tahun ini. Bagaimana tidak, baru di awal tahun, Istana Negara langsung disibukkan dengan isu yang paling santer didengar yaitu Reshuffle kabinet 2016. Beragam fenomena pun mulai bermunculan ke permukaam. Mulai dari rapor para menteri beserta nama-nama yang dinilai berpotensi untuk di-reshuffle hingga partai-partai politik yang mulai merapat ke kubu Presiden. Reshuffle Kabinet merupakan kabar baik bagi bangsa untuk terus berbenah dalam memajukan bangsa. Mengganti Menteri ya

Menulis dan Sepenggal Sajak Kerinduan

Dimuat di Jombloo.co : Menjelang senja, dia kembali datang meneror. Menyusup begitu saja. Menerobos sarang persembunyianku seenaknya. Menelisip di bawah kamar kost tua yang selama ini kuhinggapi. Meraung-raung di belakang punggungku. Memukul dinding-dinding purba di selataran Ciputat yang megah. “Sebagai aktivis, PR-mu tinggal satu,  menulis ”. Aku diam saja. Terpekur di kamar kost yang mampet dan bau. “Kau lihat ini”, Katanya sambil mengacung-acungkan lembaran kertas di depan hidungku. “Aku sudah menulis tentang berbagai hal. Kali ini, sudah 3650 kata, 14 halaman sudah kutorehkan” dan ia melempar-lempar kertas itu ke atas seperti pemain sirkus memainkan empat bola. Aku hanya meliriknya. “Ayolah, akhiri 100 angka ini dengan ciamik. Tunjukkan bahwa memang kau telah melewati segala proses. Demam yang menyerangmu. Kebuntuan yang nyaris membuatmu gila. Masa belum juga sampai pada tahap pencerahan?” Dia terus nyerocos sambil mengepulkan asap dari mulutnya yang sinis. Aku masih dia

Konflik Iran-Saudi, Indonesia Harus Jadi Juru Damai

Dimuat di lensaindonesia.com : ABAD  Milenium saat ini, merupakan zaman yang tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu. Negara terjauh sekalipun dapat disentuh dengan sekejap dan relasi antar negara merupakan keniscayaan dari hasil kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Maka tidak salah apabila politik internasional era globalisasi ini digambarkan melalui teori Causalitas atau  Sebab-Akibat. Penyebab apa dan di mana pun itu akan berakibat hingga ke pojok-pojok entah-berantah belahan dunia ini. Itu pula lah yang sedang terjadi dalam politik dunia pasca eksekusi Nimr al-Nimr. Tokoh terkemuka Syiah yang menjadi satu di antara 47 orang yang dieksekusi mati pemerintah Arab Saudi dengan tuduhan terorisme baru-baru ini. Nimr bukan nama asing buat penguasa Arab Saudi. Selama pergolakan yang disebut musim semi Arab 2011 silam, ulama paruh baya itu merupakan pendukung paling gigih untuk kemerdekaan Katif dan Al-Ihsaa, dua wilayah di Arab Saudi yang berpenduduk mayoritas k

Indonesia Sebagai Pusat Peradaban, Mungkinkah ?

Dimuat di Republikaonline.co.id  : Semakin tahun, dunia fana ini akan semakin bising. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri di dunia nyata, dan terutama banjir suara di dunia maya. Perkembangan teknologi digital semakin hari semakin meriah. Segala yang fisik didigitalkan. Termasuk, keributan-keributan yang tadinya hanya berada di pojokan, di sudut-sudut peradaban, kini semuanya merangsek ke tengah. Keributan itupun menyeruak dan saling berebut perhatian. Setelah tahun politik 2014, yang memang khittahnya menjadi tahun panas, 2015 yang tadinya diprediksi (atau diharapkan?) banyak pakar akan sedikit mendingin ternyata semakin penuh keonaran. Tiada hari tanpa isu panas di media sosial... Baca selemgkapnya di sini... http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/16/01/04/o0er04336-indonesia-sebagai-pusat-peradaban-dunia-mungkinkah-terwujud-pada-2016

Kembang Api

Terbang bersama... Melayang Menyala Hingga redup dan kemudian selesai yaahh... aku pernah menjadi kembang api untuk tahun barumu 31-12-2015 kost baru legoso (malam tahun baru)