Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Aku Paham Betul

Aku paham betul Bahwa kemerdekaan adalah potensi setiap insan Namun mengapa aku masih rela dianiaya Malah aku mengharapkannya Aku juga paham betul Bahwa aku seorang lelaki Egoku mengatakan seharusnya akulah sumber itu Tapi mengapa aku tak bisa melawanmu Kesetaraan mengkin? Tapi aku juga paham betul Bahwa kesetaraan berarti keseimbangan Tak ada yang terjajah dan dijajah Tapi mengapa aku masih menghampirimu Rasa-rasanya pengetahuanku tak ada artinya Aku paham betul Bahwa kau menginjakku, menganiayaku, menyobek-nyobek aku Namun, tetap saja aku ingin kau Aku paham betul Ciputat (sekretPiush), 31-nov-15, 00.42 wib

Wahai Malam

Wahai Malam... Bawalah Surat Rinduku Dan Bisikkan dalam sepi pada perempuanku Wahai Malam... Bawalah surat rinduku Dan bisikkan dalam gelap pada kekasihku Wahai malam... Bawalah surat rinduku Dan bisikkan dalam tidur pujaanku Wahai malam... Bawalah surat rinduku Dan bisikkan pada Tuhanku "Bahagiakanlah, setiap hati yang kurindu" Serang, 3.20 wib, 28 nov 2015 (sebelum NDP season2)

Kongres Anarkis Nodai Sejarah HMI

Dimuat di  LINTAS7.COM  :  Kabar tak menyenangkan kembali dihembus angin dari kota Pekanbaru Provinsi Riau. Lagi-lagi, bumi melayu itu diterpa bencana. Namun, bencana ini tak lagi berbentuk bencana kabut asap seperti yang sudah-sudah. Kali ini, kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-29 yang diselenggarakan di kota itulah yang menjadi malapetaka bagi masyarakat. Saat ini, perhelatan akbar organisasi mahasiswa tertua itu, menuai banyak kritik dari elemen-elemen masyarakat. Bagaimana tidak, agenda 2 (dua) tahun sekali itu selalu saja dibumbui dengan keributan antar sesama kadernya sendiri. Pada kongres ke-28 silam, objek keganasan dan amukan ratusan kader HMI adalah Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Fasilitas umum seperti jendela dan pintu asrama hancur berantakan, hilang bersama luapnya kekesalan para kader “islam” ini. Saat ini, Pekanbaru adalah korban selanjutnya yang menjadi amukan para kader beringas ini. Sehari sebelum kongres, rombongan liar kader HMI dengan 21

Bayangan itu

Tenggelam daku dalam lamunan Duduk terdiam memikirkan perempuanku Bayangannya menari-nari bebas Menghadirkan cerita dalam hati Maafkan daku raga tak dapat hadir Menahan sesak yang menyayat hati Bayangmu itu.. oh... Aku seperti kehabisan nafas Otw puncak, 20.40 wib. 21 nov 2015

Celah Kecurangan Inkumben di Pesta Demokrasi

Dimuat di rumahpemilu.org  : Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya  memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi, baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Dalam sistem demokrasi, bentuk partisipasi masyarakat akan tampak jelas pada momen pemilihan umum dalam hal ini pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) yang akan diadakan secara serentak pada akhir tahun ini. Maka dari itu pemilihan umum dalam sistem demokrasi dikatakan sebagai pesta rakyat untuk berdemokrasi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan jajarannya di Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai lembaga yang diberikan mandat untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah, menyiapkan opsi peraturan yang mengatur keseluruhan pelaksanaan, mulai dari aturan-aturan kampanye hingga tata cara pemilukada, belumlah dapat menggaransi keutuhan demokrasi.  Baca Selengk

Perjuangan Lafran Pane Untuk Indonesia

Dimuat di lensaindonesia.com  : “Untuk menghancurkan bangsa yang besar, tak perlu kau kirim pasukan. Cukup hilangkan ingatan mereka tentang para leluhurnya” .  Tzao Tze -The Art of War INDONESIA  kembali akan dihampiri oleh hari besar bernama “H ari Pahlawan Nasional” pada tanggal 10 November tahun ini. Hari itu merupakan agenda nasional yang diperingati setiap tahun.  Tujuannya, guna menumbuhkankan rasa cinta kepada tanah air dan para leluhur yang dulu pernah berjuang merebut kemerdekaan. Jika suatu bangsa sudah lupa dengan jasa para leluhurnya, maka bangsa tersebut akan kehilangan semangat juang serta kehilangan identitas sebagai suatu bangsa. Hal ini tentu akan merobek semangat kesatuan dan persatuan, sehingga nantinya akan mudah dimusnahkan oleh serangan budaya asing. Baca selengkapnya disini... http://www.lensaindonesia.com/2015/11/11/hancurkan-bangsa-besar-cukup-hilangkan-ingatan-tentang-para-leluhur.html   http://lintas7.com/perjuangan-lafran-pane-untuk-indonesia/