Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Sumpah Pemuda, Momen Kumpul dan Diskusi

imuat  LENSAINDONESIA.COM :  Jakarta 1928  merupakan momen, dimana sekelompok pemuda berkumpul dan berdiskusi  menyatukan segala pemikiran untuk melawan segala bentuk penjajahan diatas bumi pertiwi.  Ketika itu, para pemuda bersumpah untuk menjunjung nilai kebenaran serta kepentingan seluruh rakyat. Tak satu pun dari mereka yang hanya memperjuangkan sisi individualitas dan keinginan-keinginan bersifat dunia semata. Meski godaan seperti itu selalu menghampiri, demi sesuatu bernama “merdeka” hal itu tidaklah sama sekali menjadi pengganggu bagi para pemuda-pemuda bangsa tersebut. Jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya para pemuda-pemuda itu sama sekali tidak memiliki modal apa pun dalam berjuang, bahkan kebanyakan mereka terbilang sangat minim dalam hal kekayaan. Namun, dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka memiliki sesuatu yang patut untuk diteruskan. Hal itu tidak lain ialah semangat dengan idealisme yang tinggi. Baca Selengkapnya disini.. http://www.lensaindonesia.c

Cak Nur, Sosok Santri Sepanjang Masa

Dimuat di lensaindonesia.com : PRESIDEN  Jokowi secara resmi telah mendeklarasikan 22 oktober 2015 sebagai Hari Santri Nasional. Berbagai perayaan pun diadakan, mulai dari tingkat pondok-pondok pesantren hingga pemerintah pusat dan daerah. Indonesia seketika berubah menjadi pesantren. Hal ini ditandai oleh acara peresmian yang akan dideklarasikan langsung oleh Presiden Jokowi di Mesjid Istiqlal hari ini. Pembicaraan mengenai “santri” pun seketika langsung menjadi topik yang hangat dikalangan masyarakat. Timbul berbagai analisis mengenai sepak terjang serta pengaruh santri dikancah nasional. Jika berbicara santri yang memiliki pengaruh luas baik dikalangan regional hingga dunia, maka salah satu manusia santri terbaik yang pernah dihasilkan pesantren ialah Nurcholis Madjid “Sang Guru Bangsa”.   Baca selengkapnya di sini... http://www.lensaindonesia.com/2015/10/23/ingat-cak-nur-itu-juga-sosok-santri-sepanjang-masa-selamat-hsn.html

Hilangkan Asap dan Hijaukan kembali Indonesiaku

Dimuat di  detaktangsel.com   Kabar menyengat itu terus saja dihembus angin dari Sumatera dan Kalimantan. Dari hari ke-hari, korban kabut asap akibat pembakaran hutan di dua pulau tersebut terus saja terdengar melalui media-media pemberitaan nasional. Selama empat bulan terakhir masyarakat disana setiap harinya selalu dihantui oleh sesuatu bernama asap. Akibatnya, kehidupan masyarakat tak berjalan sebagaimana masyarakat umunya. Pemerintah seringkali berbusa-busa bicara mengenai kualitas pertumbuhan yakni program penghijauan sebagai inti dari kelangsungan hidup manusia.... Baca selengkapnya disini... http://www.detaktangsel.com/opini/item/6324-hilangkan-asap-dan-hijaukan-kembali-indonesiaku

Derita Berlalu dan Asap Tak Berlalu

Dimuat di Rakyat Merdeka Online:  Matahari  kembali tak menyapa dan jalanan seperti biasanya hanya tampak beberapa meter saja. Masyarakat tak dapat memandang apa-apa, yang terlihat hanyalah raut wajah berduka yang memang disembunyikan pun ia selalu tampak memaksa untuk hadir.  Raut wajah itu sebenarnya sudah sangat jelas menggambarkan pada apa yang terjadi dengan masyarakat Riau, mereka kesulitan memandang bukan karna penyakit kebutaan seperti manusia umumnya, melainkan hanyalah” tertutupi oleh sesuatu bernama kabut asap. Saat ini, Pemerintah Provinsi Riau kembali memperpanjang status Darurat Pencemaran Udara akibat kebakaran lahan dan hutan hingga 1 November 2015. Kabut asap itu tak hanya menyelimuti ruang daerah tersebut. Kabut asap itu juga berhasil menyelimuti sendi-sendi kehidupan masyarakat sehingga mulai dari pendidikan hingga roda perekonomian mau tak mau terpaksa dihentikan.  Selengkapnya baca di sini: http://www.rmol.co/read/2015/10/24/221957/Derita-Berlarut-dan-Asa

Hari Santri dan Jihad Akademis

Dimuat di lensaindonesia.com: SECARA resmi, Presiden Jokowi telah menetapkan tanggal 22 Oktober besok sebagai Hari Santri Nasional. Sekretaris Kabinet Pramono Anng mengatakan, keputusan itu dituangkan lewat keputusan presiden (Keppres) No 22 Tahun 2015. Dalam menyambut hari besar itu, berbagai persiapan telah diakukan. Mulai dari pondok-pondok pesantren, pemerintah daerah hingga pemerintah nasional. Menurut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, 22 Oktober 1945 merupakan tanggal dirujuknya mengapa Hari Santri Nasional harus diadakan pada tanggal tersebut. Ketika itu, Kiai Hasyim Asyari mengumumkan fatwanya yang disebut sebagai Resolusi Jihad. Resolusi itu lahir melalui musyawarah ratusan kiai dari berbagai daerah dinusantara untuk meresposn agresi belanda kedua. Resolusi itu memuat seruan bahwa setiap Muslim wajib memerangi penjajah. Para pejuang yang gugur dalam peperangan melawan penjajah dapat disebut mati syahd. Sedangkan mereka yang membela penjajah dianggap patut dihukum ma

Asap Uji Asa Pemerintah

Dimuat di Rakyat Merdeka : SUASANA masih begitu panas, udara yang datang sama sekali tak berbau matahari seperti yang biasanya akrab pada saluran pernapasan manusia. Ditemani masker yang senantiasa menutup mulut dan hidung, masyarakat disana berjuang keras melawan bencana sembari meneruskan fase hidup yang terjalani. Dari kejauhan, daerah itu akan tampak seperti sedang dilalap api. Bedanya, si”jago merah” disini tak meninggalkan bekas seperti gedung dan rumah yang hangus terbakar. Malah lebih parah, api itu meninggalkan asap yang bergerak bebas mengganggu bahkan membunuh manusia secara perlahan.  Kehidupan semacam ini terpaksa diterima masyarakat Sumatera dan Kalimantan selama kurang lebih tiga bulan lamanya. Setiap harinya mereka tak hanya mengantisipasi penyakit yang dihirupnya, tapi mereka juga berjuang meneruskan kehidupan sehari-hari untuk mengais rejeki meski terhalang terjalnya kabut asap... Baca selengkapnya di sini.... http://www.rmol.co/read/2015/10/14/220838/Asap-Uj

Kala Asap Selimuti Mata Presiden

Dimuat di  detaktangsel.com   : RIAU - Seorang gadis kecil terbaring dirumah sakit umum daerah di Riau akibat penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Tubuh kecilnya lesuh tak berdaya dengan bantuan tambahan oksigen. Saat sadar, gadis kecil itu sesekali menanyakan teman-temannya kepada orang tuanya. Tetapi, apalah daya jika teman-temannya pun banyak yang sakit  senasib dengannya. Penyebab sakit kebanyakan anak-anak di Riau tidak lain karna setiap harinya hanya menghirup udara bernama asap. Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat dari 44.871 orang yang terkena penyakit ISPA, rata-rata mereka ialah orang yang lanjut usia dan anak-anak. Jumlah tersebut diperkirakan akan semakin bertambah mengingat titik api tak kunjung padam dan asap belum juga reda.... Baca selengkapnya disini.. http://www.detaktangsel.com/opini/item/6262-kala-asap-selimuti-mata-presiden  

Kabar Duka dari Negri Berasap

Dimuat Rakyat Merdeka : SETIAP orang menginginkan kehidupan ideal. Hidup yang memberikan kenyamanan, kesejahteraan dan keamanan. Namun yang terjadi kadang sebaliknya, tidak seindah yang dibayangkan dan diharapkan. Bahkan dunia juga sering dirasa memberikan nestapa dan kesengsaraan. Sekiranya hal inilah yang dirasakan oleh masyarakat Sumatra dan Kalimantan yang terkena dampak asap yang tak kunjung selesai. Seperti di Riau, kebakaran benar-benar telah membumihanguskan seluruh kota dan desa di provinsi itu meskipun tanpa gedung yang terbakar dan tanah yang rata akibat api.... baca selengkapsanya disini... http://www.rmol.co/news.php?id=219563

Kesimpulanku

Kata ini bukan sebuah puisi Bukan prosa Bukan pula kata-kata indah yang menyentuh hati Kata ini hanya perwakilan rasa Tentang bagaimana indahnya mencinta Tetapi... Telah kukerahkan seluruh waktuku Keperas seluruh isi kepalaku Namun tak dapat kutemui kata yang mewakili Kesimpulanku.... Cinta tak dapat dinodai oleh kata.. Itu, dari sisi kata Dari sisi individu  aku bukanlah siapa-siapa Aku tak dapat seperti Rumi, Gibran dan Milan Kundera Tetapi kesimpulanku... Apalah artinya semua itu  jika garis senyum saja sudah begitu puitis bagiku.. dibacakan di Aula Insan Cita (AIC) 01-10-2015