
Indonesia kembali berhadapan dengan aksi teror bom di Jalan Thamrin. Berbagai macam persepsi bermunculan, salah satunya stigma bahwa pesantren sarang teroris karena pelaku teror salah satu "alumni" pesantren.
Tentu, stigma ini hanyalah berita suram yang tanpa didasari kenyataan. Kalaupun pelaku teror itu pernah nyantri, sudah pasti bukan pesantren yang menjadikannya demikian. Sebab, pesantren tak pernah mengajarkan kurikulum yang berlawanan dengan negara.
Pendidikan pesantren tak jauh berbeda dengan sekolah umum, yakni untuk mencerdaskan bangsa. Bahkan, pesantren memiliki kelebihan serta ciri khas tersendiri dari aspek keilmuan maupun perilaku individu dan sosialnya.
Pertama, setiap santri selalu diarahkan untuk tidak mahir dalam wilayah pikiran semata, tapi agar mendapat ilmu yang berkah. Keberkahan inilah yang menjadi ciri utama etos keilmuan pesantren. Suatu kemustahilan bila pelaku teror dengan segala kejahatan dan penindasannya didapat dari pondok pesantren.
Kedua, pondok pesantren merupakan lingkungan berasrama yang 24 jam diarahkan untuk selalu beramal saleh, yakni perilaku sosial untuk berbuat baik kepada setiap manusia. Bila setiap orang mengetahui hal ini, apakah masih mungkin pesantren disebut sarang teroris?
Baca selengkapnya di sini...
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/01/21/o1adw918-pesantren-bukan-sarang-teroris
Komentar
Posting Komentar