Dimuat di Rakyat Merdeka Online:
Matahari kembali tak menyapa dan jalanan seperti biasanya hanya tampak beberapa meter saja. Masyarakat tak dapat memandang apa-apa, yang terlihat hanyalah raut wajah berduka yang memang disembunyikan pun ia selalu tampak memaksa untuk hadir.
Raut wajah itu sebenarnya sudah sangat jelas menggambarkan pada apa yang terjadi dengan masyarakat Riau, mereka kesulitan memandang bukan karna penyakit kebutaan seperti manusia umumnya, melainkan hanyalah” tertutupi oleh sesuatu bernama kabut asap.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Riau kembali memperpanjang status Darurat Pencemaran Udara akibat kebakaran lahan dan hutan hingga 1 November 2015. Kabut asap itu tak hanya menyelimuti ruang daerah tersebut. Kabut asap itu juga berhasil menyelimuti sendi-sendi kehidupan masyarakat sehingga mulai dari pendidikan hingga roda perekonomian mau tak mau terpaksa dihentikan.
Selengkapnya baca di sini: http://www.rmol.co/read/2015/10/24/221957/Derita-Berlarut-dan-Asap-Tak-Berlalu-
Matahari kembali tak menyapa dan jalanan seperti biasanya hanya tampak beberapa meter saja. Masyarakat tak dapat memandang apa-apa, yang terlihat hanyalah raut wajah berduka yang memang disembunyikan pun ia selalu tampak memaksa untuk hadir.
Raut wajah itu sebenarnya sudah sangat jelas menggambarkan pada apa yang terjadi dengan masyarakat Riau, mereka kesulitan memandang bukan karna penyakit kebutaan seperti manusia umumnya, melainkan hanyalah” tertutupi oleh sesuatu bernama kabut asap.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Riau kembali memperpanjang status Darurat Pencemaran Udara akibat kebakaran lahan dan hutan hingga 1 November 2015. Kabut asap itu tak hanya menyelimuti ruang daerah tersebut. Kabut asap itu juga berhasil menyelimuti sendi-sendi kehidupan masyarakat sehingga mulai dari pendidikan hingga roda perekonomian mau tak mau terpaksa dihentikan.
Selengkapnya baca di sini: http://www.rmol.co/read/2015/10/24/221957/Derita-Berlarut-dan-Asap-Tak-Berlalu-
Komentar
Posting Komentar